Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Planet Baru Seukuran Bumi Ditemukan

  Planet Baru Seukuran Bumi Ditemukan REPUBLIKA.CO.ID, -- Planet yang baru ditemukan tampak bisa menampung kehidupan, menurut sekelompok astronom internasional. Tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Sebuah planet yang baru ditemukan tampaknya pas untuk menampung kehidupan, menurut sekelompok astronom internasional. Mengorbiti sebuah bintang yang berjarak sekitar 500 tahun cahaya, planet yang disebut Kepler-186f itu berukuran mirip dengan Bumi. Ia mengorbiti bintang pada jarak yang tepat untuk air di permukaan, yang penting untuk kehidupan. Namun planet itu tidak serupa dengan Bumi, menurut ilmuwan keplanetan NASA Elisa Quintana. "Lebih kepada sepupu Bumi, bukan kembaran Bumi. Karakteristiknya sama, namun bintang induknya sangat berbeda," ujarnya. Kepler-186f mengorbiti bintang yang lebih kecil dan lebih dingin daripada matahari kita. Namun, dalam tulisan pada jurnal Science, para astronom mengatakan planet tersebut tampak re

Lembu Sura dan Runtuhnya Majapahit, Mitos dan Sains Gunung Kelud

AFP PHOTO / JUNI KRISWANTO Warga memotret erupsi Gunung Kelud dari Kota Kediri, Jawa Timur, 14 Februari 2014. Erupsi gunung ini mengakibatkan hujan abu dan kerikin yang menutupi banyak wilayah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ribuan orang mengungsi. " Yoh, Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping-kaping, yaiku Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, lan Tulungagung dadi kedung " ~Lembu Sura~ KOMPAS.com - Kalimat di atas adalah "sepatan" alias kutukan yang diucapkan Lembu Sura, tokoh legenda yang mewarnai sejarah Kabupaten Kediri di Jawa Timur. Juga, sejarah kerajaan Majapahit. Ada beragam versi soal Lembu Sura yang berakhir dengan kutukan dan menjadi sejarah lisan kehadiran Gunung Kelud ini. Meski demikian, semua bertutur tentang cara seorang perempuan cantik menolak lamaran Lembu Sura. Satu versi, adalah cerita dengan perempuan cantik Dewi Kilisuci yang adalah anak Jenggolo Manik. Versi lain, ini adalah kisah tentang Dyah Ayu Pusparani, putri dari

Menelusuri Jejak Imigran Jawa di Suriname

    Wajah Sidin pada pas foto di surat kesehatannya terlihat gagah. Pemuda asal Pekalongan itu menggunakan ikat kepala kain khas pemuda daerah pesisir Jawa, tidak berbaju dan bercelana putih. Dalam foto tahun 1908 yang dibuat pemerintah kolonial Belanda untuk pelengkap surat kesehatan sebagai syarat mengiriman Sidin ke Suriname itu dia berpose duduk santai dengan tangan di atas paha. Bagi cucu Sidin, foto itu mempunyai arti penting dan bersejarah. Maurit S Hassankhan/Sandew Hira memuat foto Sidin itu dalam buku Historische Database Van Suriname, Gegevens Over de Javaanse Immigranten (Data Sejarah Suriname, Data Imigrasi Orang Jawa) yaitu buku yang berisi data para imigran Jawa ke Suriname. Buku yang terbit atas gagasan Amrit Consultancy dan Institut Riset Ilmu Sosial Universitas Suriname itu secara menakjubkan berhasil memuat lengkap data menyangkut 32.965 orang Jawa yang 114 tahun lalu menjadi pekerja dan bermigrasi ke Suriname. Dalam rencana semula buku itu sebenarnya untuk memuat

Microsoft Ungkap Pemotret Wallpaper Legendaris Windows XP

    Microsoft Ungkap Pemotret Wallpaper Legendaris Windows XP REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Microsoft mengungkap asal muasal tampilan latar (wallpaper) legendaris Windows XP "Bliss", dengan merilis video wawancara sang fotografer Charles O'Rear. Setelah Microsoft menghentikan layanan dukungan untuk Windows XP, rilis video tersebut seakan menjadi cara penghormatan untuk kesan yang terus akan dikenang, seperti dilansir Daily Mail, Sabtu (12/04/14). O'Rear adalah mantan fotografer National Geographic. Dia menceritakan bahwa dia menemukan pemandangan indah dengan rumput sempurna dan langit bersih, saat dalam perjalanan melewati Napa Valley untuk mengunjungi pacarnya di San Francisco pada 1996. Uniknya, kata O'Rear, meskipun foto tersebut menggambarkan keadaan lingkungan yang tenang, sebenarnya daerah tersebut adalah jalan paling berbahaya dan lalu lintasnya tersibuk. Meskipun kondisi jalan yang berbahaya, dia dapat mengambil gambar yang mendeskripsikan ketenangan. Dia me

Perancang Lambang Garuda Pancasila yang Terlupakan

    Siapa tak kenal burung Garuda berkalung perisai yang merangkum lima sila (Pancasila). Tapi orang Indonesia mana sajakah yang tahu, siapa pembuat lambang negara itu dulu? Dia adalah Sultan Hamid II, yang terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan Pontianak; Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal 12 Juli 1913. Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia– Arab ,walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak –keduanya sekarang di Negeri Belanda. Syarif Abdul Hamid Alkadrie menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda. Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pa