Langsung ke konten utama

Teknik Dasar Gowes Uphill n Teknik Jatuh

tanjakan nge-heDari judulnya mungkin rada aneh tapi sering dialami oleh para goweser, baik senior apalagi nubie seperti saya yakni cara gowes yang baik (meskipun saya juga masih ngulik), maupun teknik jatuh supaya menghindari cedera yang lebih parah (mudah-mudahan ga pernah terjadi)

1. Teknik dasar gowes (Khususnya untuk uphill)
Dari hasil pengalaman saya gowes dan sedikit memadukan antara sedikit pengetahuan tentang mendaki gunung, teknik gowes Uphill (Nanjak) hampir mirip untuk memaksimalkan kekuatan otot kaki dibarengi dengan pengaturan nafas. Karena hubungannya sangat erat antara kedua hal tersebut.

  • Pertama teknik kaki pada saat gowes yaitu menggunakan teknik Lock Knee, yakni teknik dimana pada saat dengkul mendorong pedal ke arah bumi agak sedikit terkunci atau sampai pada posisi lurus antara tungkai kaki dan paha, teknik ini memang sedikit menghambat kecepatan tetapi menghidaran kelelahan yang terlalu dini. Makanya kenapa pada saat up hill posisi seatpost di sarankan untuk tinggi maksimal panjang kaki. (pengertian mengunci disini yakni mengunci sesaat, bahasa enaknya ngelempengin dengkul sesaat, coba pada saat seatpost kita rendah(pada saat Down Hill) terus dikasih uphill dengan posisi lutut nekuk pasti cepet panas n lelah.)

- Kemudian utuk teknik pernafasan, dimana untuk penggowesan kaki kanan dan kiri sebisa mungkin diiringi dengan satu tarikan nafas yang teratur. Contoh: pada saat kaki kanan menginjak pedal nafas kita ditarik sebaliknya kaki kiri menginjak pedal nafas kita buang, begitu seterusnya. Ini akan mengatur irama nafas kita seritme dengan jantung kita (kalo medisnya minta koreksi, bisa salah euy)

2. Teknik Jatuh
Untuk hal yang satu ini mungkin (ini baru mungkin) semua goweser udah pernah mengalaminya dan bisa dibilang lazim untuk pengendara sepeda apalagi yang beraliran agak-agak extereme. Biasanya sih terjadi pada saat down hill, ataou pada saat commuter-an juga bisa terjadi.

Teknik jatuh yang baik yakni :

  • Jangan pernah lebih sayang keselamatan sepedah ketimbang keselamatan badan kita. Pada saat insting kita sudah merasakan bahwa kita akan jatuh, lebih baik kita melihat posisi jatuh kita yang paling aman setidaknya posisi badan kita pada saat jatuh (kalo sempet ini juga, jangan protes dulu sob…)

- Jangan sekali kali ingin menahan jatuh dengan tangan, berikan aja/pasrahkan badan kita yang menahan badan kita jatuh ke tanah/aspal dengan posisi kedua tangan ditekuk untuk melindungi kepala kita dari benturan. (ini terjadi pada diri saya sendiri saat di cium ama motor)

- Rapatkan kedua kaki (bila sepedah sudah terlepas) dan agak sedikit ditekuk ke depan untukmendapatkan efek rebound pada dengkul bila terkena benturan di telapak kaki, badan sedikit bungkuk ke depan.

- Terakhir…tetap waspada dan sebaiknya gunakan knee & bow guard, helm yang mumpuni disesuaikan dengan aliran kita masing2.downhill @ gunung pinang

Demikian sharing tentang dasar gowes nanjak dan jatuh.

Ada 2 type gowes nanjak: gowes posisi diri & yg tetap duduk di saddle.

dua2nya ada plus minusnya sendiri2… berdiri lebih bertenaga, tapi lebih cepat cape, begitupun sebaliknya terjadi kalo gowes duduk…

kembali lagi ke tipe gowes, ada tipe pusher (cenderung pake high gear) ada juga penyuka cadence tinggi/ngicik/putaran crank cepet (cenderung menggunakan low gear). pusher akan lebih suka kalo gowes berdiri, smentara penyuka high cadence akan gowes duduk. ketika pusher yg pake high gear nanjak, kalo gowes duduk kan kurang bertenaga, ketka penyuka ngicik nanjak gowes berdiri akan menyulitkan untuk mempertahankan cadence tsb…

sesuaikan dengan kondisi tubuh serta kebiasaan masing2 pesepeda dan juga sesuaikan dengan treknya. walaupun pusher tapi kalo ketemu tanjakan panjang digowes berdiri, ya akan gempor juga… kecuali anda atlet yang terlatih untuk menemui segala medan ya monggo saja pushing all the way up…

http://item4.wordpress.com/2009/10/27/teknik-dasar-gowes-uphill-n-teknik-jatuh/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Mie Instan dapat Mempersingkat Hidup Anda

  Mie instan Ternyata mie instan, makanan murah yang digemari banyak anak kost dan para pecinta mie di mana pun berada, dikaitkan dengan serangan jantung dan diabetes. Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Nutrition menemukan bahwa produk-produk mie instan dapat meningkatkan risiko sindrom kardiometabolik  - faktor risiko penyakit kardiovaskular dan stroke yang parah - khususnya bagi perempuan. “Penelitian ini penting karena banyak orang yang mengonsumsi mie instan tanpa mengetahui kemungkinan risikonya terhadap kesehatan,” ungkap pemimpin peneliti Hyun Joon Shin, MD, dalam siaran pers. Shin, salah seorang pakar kardiologi di Baylor University Medical Center sekaligus mahasiswa doktoral nutrisi epidemologi di Harvard School of Public Health, tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar lebih lanjut. Untuk penelitian tersebut, peneliti melihat data dari 10.711 orang dewasa berusia antara 19 hingga 64 tahun, yang dikumpulkan melalui perwakilan nasional Korean Nation...

Perbandingan TV Tabung, Plasma, LCD, dan LED TV

TV melalui perkembangannya yang beragam, mulai mengutamakan sisi ukuran, kualitas gambar, dan mulai peduli terhadap kelestarian lingkungan. Dimulai dari maraknya TV Tabung, lalu berkembang menjadi Plasma TV, hingga kini yang banyak beredar di pasaran modern seperti LCD TV dan LED TV dengan ukurannya yang tipis. Bahkan, memiliki TV di rumah atau di kantor sudah merupakan suatu kebutuhan hiburan yang mendasar bagi Anda saat ini. Namun, tahukah Anda perbedaan dari tiap jenis TV tersebut? Tabel Perbandingan TV Tabung, Plasma TV, LCD TV, dan LED TV Fitur TV Tabung Plasma TV LCD TV LED TV Harga Paling rendah Rendah Tinggi Paling Tinggi Lebar Sudut Pandang Baik Baik Kurang Baik Paling Baik Ukuran Berat, tebal & besar Berat, tebal & besar Ringan & tipis Paling ringan & paling tipis Keawetan Tahan lama Tahan lama Sedang Sedang Daya Listrik Boros Boros Hemat Paling Hemat Refresh & Response Rate Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Kualitas Gambar & Warna Sedang Sedang B...

Cara Optimalisasi Mesin Pencari dan Kelola Jejak Digital

  Liputan6.com, Jakarta -   Mesin pencari   tak bisa dipungkiri sangat bermanfaat untuk mencari berbagai informasi di era digital saat ini. Apabila dimanfaatkan dengan baik, teknologi ini bisa berkontribusi terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang berujung pada membaiknya produktivitas. Namun demikian, para pengguna internet harus tetap berhati-hati dan menyaring semua informasi yang ada di jagat maya. Managing Director D&D Consulting serta Founder Assessme.id, Ni Made Sudaryani, mengatakan pemanfaatan mesin pencari harus dioptimalkan demi pengembangan keahlian digital. "Misalnya, penggunaan kata kunci yang efektif, penyaringan informasi, serta pemakaian fitur cek fakta. Aplikasi mesin pencari di dunia maya antara lain Google, Yahoo!, Yandex, Bing, Ask, serta Baidu," kata Ni Made dalam acara webinar 'Sejahtera Lewat Dunia Digital' yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD...