Langsung ke konten utama

Menata Rumah Dengan Dua Balita

 

Menata Rumah Dengan Dua Balita Ayahbunda.co.id

Image by : Dokumentasi Ayahbunda

Punya rumah rapih dengan dua balita di rumah? Rasanya kurang masuk akal. Tapi jangan putus asa! Dengan mengikuti tips berikut dijamin urusan rumah  tanpa pembantu, lancar.

  1. Senyumlah, tak perlu panik! Adrenalin ayah dan ibu muda dengan dua anak menjelang hari raya biasanya meninggi. Tetaplah tersenyum. Baik kepada pasangan, juga pada anak. Anak-anak akan lebih mudah diajak bekerja sama dan happy mendengarkan perkataan orang tua yang bersikap ramah, gembira dan membuat nyaman.
  2. Berbagi meringankan. Ketika si mbak tidak di rumah, mustahil ibu merampungkan pekerjaan rumah sendiri. Selain melibatkan pasangan libatkan pula si balita. Ajak balita memecahkan masalah kerapihan dan kebersihan rumah bersama. Mulailah dari hal kecil dan sederhana. Ungkapkan dengan kata-kata yang jelas dan perlahan,  “Nak, Mbak ‘kan tidak ada, bantu Bunda, ya! Setelah bermain masukkan lagi boneka ke kotaknya.”
  3. Bersama anak membuat jadwal harian. Mengelola rumah tanpa si Mbak sebenarnya kesempatan yang baik untuk mengajarkan disiplin, keteraturan, konsep waktu dan  ketrampilan  motorik. Buatlah jadwal harian bersama balita tentang rutinitas menjalani hari. Untuk si prasekolah, Anda dapat membuat  chart berisi jadwal harian pekerjaan rumah anak dalam seminggu. Untuk si 2-4 tahun Anda dapat mencantum aktivitas: membereskan mainan, memasukkan pakaian bersih ke keranjang pakaian dan membantu menata meja makan. Lalu di kolom selanjutnya, sisakan ruang untuk merekatkan stiker sebagai reward. Lalu buat kesepakatan, jika telah terkumpul sejumlah bintang, maka ia dapat melakukan kegiatan favorit sebagai “hadiah”. Memberi imbalan sesekali berguna untuk memotivasi anak  melakukan dengan lebih baik.
  4. Melibatkan anak sesuai porsi. Dimulai dengan si kakak, cooba juga memberi “tugas” pada adik. Berikan tugas sederhana, secara adil. Balita 2-4 tahun telah dapat dilibatkan dalam urusan pekerjaan rumah, seperti merapihkan kamar atau mainnya sendiri. Ubahlah pandangan bahwa dua anak bukan berarti dua beban, melainkan two powers, dua kekuatan.
  5. Tengahi jika mulai bertengkar dan saling menyakiti. Fragmen klasik di rumah dengan dua balita adalah pertengkaran memperebutkan mainan favorit, atau dalam hal ini pekerjaan rumah. Meskipun melalui pertengkaran, anak juga belajar menyelesaikan masalah, tetapi jika salah satu mulai menyakiti yang lainnya, orang tua perlu turun tangan! Tujuan orang tua memisahkan bukan untuk membela salah satu, tetapi untuk memperjelas sumber masalah dan membantu menyelesaikan masalah. Kemudian alihkan suasana tegang ini dengan kegiatan yang menyenangkan.
  6. Taruhlah harapan secara realistis! Berhubung yang Anda mintai bantuan adalah anak di bawah 5 tahun, Anda tak perlu mematok harapan terlalu tinggi. Meski rumah tak juga rapih, tetapi anak tak lagi merengek untuk meminta perhatian Anda.  Paling tidak, Anda mulai melatihnya sejak dini. Dengan menaruh harapan secara realistis, Anda menjadi lebih rileks menanggapi problematika dalam menjalani keseharian bersama si adik dan kakak selama libur hari raya.
  7. Nobody is perfect. Meskipun Anda telah berupaya keras melakukan yang terbaik untuk mengatur rumah dengan dua anak, percayalah tak ada seorang pun yang akan dapat melakukannya dengan sempurna. Pastilah ada hari-hari yang gagal. Misalnya, jadwal harian yang tak sesuai rencana, dua balita bertengkar seharian atau pekerjaan rumah tak kunjung selesai. Kembalilah ke tips pertama: Tak perlu panik! Senyum adalah obat mujarabnya.

Tips lain, jika seisi rumahnampaknya sudah mulai jenuh, lakukanlah penyegaran! Misalnya, dengan mengajak keluarga mencicipi menu baru di restoran favorit. Atau, coba juga mendatangi restoran menarik yang baru dibuka. (me)

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/keluarga/tips/menata.rumah.dengan.dua.balita/001/005/1600/1/1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Mie Instan dapat Mempersingkat Hidup Anda

  Mie instan Ternyata mie instan, makanan murah yang digemari banyak anak kost dan para pecinta mie di mana pun berada, dikaitkan dengan serangan jantung dan diabetes. Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Nutrition menemukan bahwa produk-produk mie instan dapat meningkatkan risiko sindrom kardiometabolik  - faktor risiko penyakit kardiovaskular dan stroke yang parah - khususnya bagi perempuan. “Penelitian ini penting karena banyak orang yang mengonsumsi mie instan tanpa mengetahui kemungkinan risikonya terhadap kesehatan,” ungkap pemimpin peneliti Hyun Joon Shin, MD, dalam siaran pers. Shin, salah seorang pakar kardiologi di Baylor University Medical Center sekaligus mahasiswa doktoral nutrisi epidemologi di Harvard School of Public Health, tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar lebih lanjut. Untuk penelitian tersebut, peneliti melihat data dari 10.711 orang dewasa berusia antara 19 hingga 64 tahun, yang dikumpulkan melalui perwakilan nasional Korean Nation...

Perbandingan TV Tabung, Plasma, LCD, dan LED TV

TV melalui perkembangannya yang beragam, mulai mengutamakan sisi ukuran, kualitas gambar, dan mulai peduli terhadap kelestarian lingkungan. Dimulai dari maraknya TV Tabung, lalu berkembang menjadi Plasma TV, hingga kini yang banyak beredar di pasaran modern seperti LCD TV dan LED TV dengan ukurannya yang tipis. Bahkan, memiliki TV di rumah atau di kantor sudah merupakan suatu kebutuhan hiburan yang mendasar bagi Anda saat ini. Namun, tahukah Anda perbedaan dari tiap jenis TV tersebut? Tabel Perbandingan TV Tabung, Plasma TV, LCD TV, dan LED TV Fitur TV Tabung Plasma TV LCD TV LED TV Harga Paling rendah Rendah Tinggi Paling Tinggi Lebar Sudut Pandang Baik Baik Kurang Baik Paling Baik Ukuran Berat, tebal & besar Berat, tebal & besar Ringan & tipis Paling ringan & paling tipis Keawetan Tahan lama Tahan lama Sedang Sedang Daya Listrik Boros Boros Hemat Paling Hemat Refresh & Response Rate Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Kualitas Gambar & Warna Sedang Sedang B...

Cara Optimalisasi Mesin Pencari dan Kelola Jejak Digital

  Liputan6.com, Jakarta -   Mesin pencari   tak bisa dipungkiri sangat bermanfaat untuk mencari berbagai informasi di era digital saat ini. Apabila dimanfaatkan dengan baik, teknologi ini bisa berkontribusi terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang berujung pada membaiknya produktivitas. Namun demikian, para pengguna internet harus tetap berhati-hati dan menyaring semua informasi yang ada di jagat maya. Managing Director D&D Consulting serta Founder Assessme.id, Ni Made Sudaryani, mengatakan pemanfaatan mesin pencari harus dioptimalkan demi pengembangan keahlian digital. "Misalnya, penggunaan kata kunci yang efektif, penyaringan informasi, serta pemakaian fitur cek fakta. Aplikasi mesin pencari di dunia maya antara lain Google, Yahoo!, Yandex, Bing, Ask, serta Baidu," kata Ni Made dalam acara webinar 'Sejahtera Lewat Dunia Digital' yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD...