Langsung ke konten utama

Cara Microsoft Bikin Baterai Lebih Tahan Lama

Microsoft mengembangkan skema dua baterai dan prototipe software.

Ilustrasi baterai Lithium.

Ilustrasi baterai Lithium.(wikimedia.org)

 

VIVAnews - Perkembangan teknologi ponsel pintar begitu cepat. Tak sampai satu dekade, fitur-fitur pada ponsel makin canggih. Misalnya untuk fitur resolusi layar bergerak cepat, hanya dalam beberapa tahun, teknologi berkembang dari resolusi 720 piksel menjadi Quad HD. 

Namun demikian, di antara perkembangan fitur yang kian canggih itu, perkembangan teknologi baterai tak secepat fitur lainnya. Problem daya tahan baterai masih dikeluhkan beberapa pengguna ponsel pintar mulai dari ponsel low end sampai high end.

Untuk itu, melansir Phone Arena, Kamis 12 Juni 2014, Microsoft kini merespons dengan mengembangkan daya tahan baterai yang lebih lama bagi perangkat mobile. Teknologi baterai terbaru itu menerapkan cara canggih.

Peneliti senior Mobility and Networking Research Gorup di Microsoft Research, Ranveer Chandra, mengungkapkan, belum lama ini banyak ide yang digagas Microsoft seputar perluasan daya tahan baterai. 

Menurut MIT Technology Review, salah satu ide yang dikembangkan adalah penggunaan dua baterai Li-Ion dengan skala kecil, dibanding satu baterai skala besar. 

Salah satu dari dua baterai diproyeksikan memberikan cadangan saat aktivitas yang menguras daya, misalnya gaming. Nah, sementara baterai yang lain akan memasok daya untuk komputasi standar.

Microsoft mengaku telah memikili prototipe untuk skema penggunaan baterai ini. Dan diklaim skema ini mampu meningkatkan daya tahan baterai hingga 20 sampai 50 persen. 

Selain dari sisi perangkat keras, Microsoft juga tengah mencari cara optimisasi daya tahan baterai dari sisi perangkat lunak. Perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington DC itu telah mengembangkan prototipe perangkat lunak, "E-Loupe". 

Prototipe ini dapat mengidentifikasi aplikasi saat tak digunakan. Nantinya, prototipe ini juga dapat mengatur aktivitas aplikasi misalnya melambatkan atau menghentikan sementara aplikasi.

Microsoft tak mengatakan kapan inovasi baterai itu bisa tersedia untuk penggunaan komersial. (art)

http://us.teknologi.news.viva.co.id/news/read/511909-cara-microsoft-bikin-baterai-lebih-tahan-lama

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbandingan TV Tabung, Plasma, LCD, dan LED TV

TV melalui perkembangannya yang beragam, mulai mengutamakan sisi ukuran, kualitas gambar, dan mulai peduli terhadap kelestarian lingkungan. Dimulai dari maraknya TV Tabung, lalu berkembang menjadi Plasma TV, hingga kini yang banyak beredar di pasaran modern seperti LCD TV dan LED TV dengan ukurannya yang tipis. Bahkan, memiliki TV di rumah atau di kantor sudah merupakan suatu kebutuhan hiburan yang mendasar bagi Anda saat ini. Namun, tahukah Anda perbedaan dari tiap jenis TV tersebut? Tabel Perbandingan TV Tabung, Plasma TV, LCD TV, dan LED TV Fitur TV Tabung Plasma TV LCD TV LED TV Harga Paling rendah Rendah Tinggi Paling Tinggi Lebar Sudut Pandang Baik Baik Kurang Baik Paling Baik Ukuran Berat, tebal & besar Berat, tebal & besar Ringan & tipis Paling ringan & paling tipis Keawetan Tahan lama Tahan lama Sedang Sedang Daya Listrik Boros Boros Hemat Paling Hemat Refresh & Response Rate Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Kualitas Gambar & Warna Sedang Sedang B...

Mengapa Mie Instan dapat Mempersingkat Hidup Anda

  Mie instan Ternyata mie instan, makanan murah yang digemari banyak anak kost dan para pecinta mie di mana pun berada, dikaitkan dengan serangan jantung dan diabetes. Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Nutrition menemukan bahwa produk-produk mie instan dapat meningkatkan risiko sindrom kardiometabolik  - faktor risiko penyakit kardiovaskular dan stroke yang parah - khususnya bagi perempuan. “Penelitian ini penting karena banyak orang yang mengonsumsi mie instan tanpa mengetahui kemungkinan risikonya terhadap kesehatan,” ungkap pemimpin peneliti Hyun Joon Shin, MD, dalam siaran pers. Shin, salah seorang pakar kardiologi di Baylor University Medical Center sekaligus mahasiswa doktoral nutrisi epidemologi di Harvard School of Public Health, tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar lebih lanjut. Untuk penelitian tersebut, peneliti melihat data dari 10.711 orang dewasa berusia antara 19 hingga 64 tahun, yang dikumpulkan melalui perwakilan nasional Korean Nation...

Cara Optimalisasi Mesin Pencari dan Kelola Jejak Digital

  Liputan6.com, Jakarta -   Mesin pencari   tak bisa dipungkiri sangat bermanfaat untuk mencari berbagai informasi di era digital saat ini. Apabila dimanfaatkan dengan baik, teknologi ini bisa berkontribusi terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang berujung pada membaiknya produktivitas. Namun demikian, para pengguna internet harus tetap berhati-hati dan menyaring semua informasi yang ada di jagat maya. Managing Director D&D Consulting serta Founder Assessme.id, Ni Made Sudaryani, mengatakan pemanfaatan mesin pencari harus dioptimalkan demi pengembangan keahlian digital. "Misalnya, penggunaan kata kunci yang efektif, penyaringan informasi, serta pemakaian fitur cek fakta. Aplikasi mesin pencari di dunia maya antara lain Google, Yahoo!, Yandex, Bing, Ask, serta Baidu," kata Ni Made dalam acara webinar 'Sejahtera Lewat Dunia Digital' yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD...