Langsung ke konten utama

NASA Ungkap Pesawat ala Star Trek Super Cepat

Pesawat dapat mencapai luar Tata Surya dalam dua minggu saja.

Ilustrasi satelit NASA

Ilustrasi satelit NASA

 

VIVAnews - Misi perjalanan antarbintang di alam semesta tampaknya bukan sekadar fiksi ilmiah saja. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) belum lama ini mengungkapkan desain pesawat ruang angkasa dengan gaya Star Trek, yang mampu menjelajah antarbintang di alam semesta dalam waktu yang singkat. 

Melansir Daily Mail, Kamis 12 Juni 2014, pesawat yang dinamakan IXS Enterprise itu nantinya diproyeksikan bisa menjelajah rasi bintang luar Tata Surya, Alpha Centauri, dalam tempo 2 pekan saja, tak sampai berbulan-bulan apalagi tahunan. Kecepatan pesawat itu diharapkan bisa 'lebih cepat dari cahaya'. Model desain pesawat ini dibuat oleh Dr Harold White, peneliti NASA bersama timnya.  

Kunci teknologi kecepatan pesawat itu berkat aplikasi teori Alcubierre Warp Drive yang diusulkan fisikawan Meksiko, Minguel Alcubierre. 

Teori ini mengusulkan peregangan gelombang ruang angkasa yang menyebabkan struktur ruang angkasa di bagian depan pesawat menyusut, sedangkan struktur yang sama di belakang pesawat diperluas. 

Dengan skema ini maka pesawat dapat melesat gelombang ruang angkasa itu untuk digunakan memacu kecepatan tinggi dalam penjelajahan alam semesta. 

White mengatakan teknologi pada pesawat itu akan berjalan secara halus alih-alih berjalan dengan gangguan. 

Ia mengakui penelitiannya itu memang masih tergolong skala kecil dan masih jauh dari kemampuan jelajah dari pesawat ruang angkasa seperti USS Enterprise. 

Tapi bukan berarti White mengalah. Guna membuat mimipi untuk jadi nyata, White telah membangun peta jalan dengan tonggak penting yang diperlukan sampai menuju kesuksesan misi perjalanan antarbintang. Sebagai bahan pijakan, White yakin teknologi itu memungkinkan diuji di bumi.

Kemudian, tambah dia, langkah yang selanjutnya yang harus ditempuh yakni penggunaan teknologi ini untuk mempersingkat misi penjelajahan ruang angkasa.

Desain pesawat ala Star Trek yang dibesut White bersama timnya itu, dilengkapi dua cincin besar di bagian depan dan belakang. Cincin bagian depan diproyeksikan sebagai jembatan bagi kru pesawat yang akan melakukan operasi sedangkan cincin bagian belakang berfungsi sebagai area kargo untuk penyimpan energi. 

Sedangkan bagian tengah pesawat terdapat sebuah pasangan seperti kapsul. Bagian ini berfungsi menciptakan lengkungan gelembung. Dan bagian ini akan dilepaskan saat pesawat melesat dengan cepat. 

Sebelum menciptakan desain terbaru itu, White dan timnya telah membuat desain pesawat dengan dua cincin tipis. Konsep ini memiliki banyak cacat. Cincin terlalu tipis, sehingga dampaknya pesawat akan butuh energi lebih besar untuk penjelajahan. Kendala kedua, saat pesawat melepaskan dari cincin itu, maka pesawat akan kesulitan. 

Model pesawat yang lebih efisien menjadi kebutuhan eksplorasi di masa depan. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) bekerja sama dengan NASA, Icarus Interstellar, dan Foundation for Enterprise Development tengah melaksanakan proyek pesawat tuang angkasa 100 tahun. 

Proyek ini bertujuan untuk mendukung eksplorasi antarbintang pada 2112. 

Salah satu teknologi yang dipertimbangkan dalam penjelajahan luar Tata Surya itu yakni efisiensi waktu jelajah. 

Guna mensukseskan proyek itu, NASA menggelontorkan dana US$100.000 dan DARPA berkontribusi US$1 juta. (umi)

http://us.teknologi.news.viva.co.id/news/read/511889-nasa-ungkap-pesawat-ala-star-trek-super-cepat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Optimalisasi Mesin Pencari dan Kelola Jejak Digital

  Liputan6.com, Jakarta -   Mesin pencari   tak bisa dipungkiri sangat bermanfaat untuk mencari berbagai informasi di era digital saat ini. Apabila dimanfaatkan dengan baik, teknologi ini bisa berkontribusi terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang berujung pada membaiknya produktivitas. Namun demikian, para pengguna internet harus tetap berhati-hati dan menyaring semua informasi yang ada di jagat maya. Managing Director D&D Consulting serta Founder Assessme.id, Ni Made Sudaryani, mengatakan pemanfaatan mesin pencari harus dioptimalkan demi pengembangan keahlian digital. "Misalnya, penggunaan kata kunci yang efektif, penyaringan informasi, serta pemakaian fitur cek fakta. Aplikasi mesin pencari di dunia maya antara lain Google, Yahoo!, Yandex, Bing, Ask, serta Baidu," kata Ni Made dalam acara webinar 'Sejahtera Lewat Dunia Digital' yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD...

Vitamin C tak Sembuhkan Flu, Benarkah?

  Sakit akibat terserang flu (ilustrasi)   REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang akan memperbanyak konsumsi vitamin C saat terserang influenza. Tapi sebenarnya, mengonsumsi vitamin C bukanlah cara untuk menghentikan flu.  Vitamin C hanya menguatkan imun tubuh dan mempersempit durasi sakit flu. Jika orang biasa sembuh flu dalam waktu 7 hari, seseorang yang terbiasa memakan makanan yang mengandung Vitamin C umumnya akan sembuh lebih cepat dari orang biasa. “Ya katakanlah 2-3 hari dia sudah sembuh dari flu. Vaksin yang diberikan dokter juga biasanya punya fungsi sama (mempersempit durasi sakit),” ujar Dr. Lula Kamal di acara 'Melegakan Gejala Batuk dan Pilek untuk Si Kecil dan #BayiGede', Rabu, di Jakarta.  Dokter yang membintangi beberapa judul sinetron ini juga mengatakan, tidak ada makanan khusus yang harus dikonsumi seseorang yang terserang flu. Hanya disarankan menghindari makanan yang membuatnya tidak nyaman. Pengidap penyakit flu juga harus memperbanyak min...

Misteri Penemuan Peta Antartika Oleh Oronteus Finaeus

  Apakah anda tahu tentang Oronteus Finaeus? Tentunya banyak yang tidak tahu bukan. Hal ini berkaitan dengan misteri awal penemuan Antartika, atau tepatnya Misteri penemuan peta Antartika oleh Oronteus Finaeus . Apakah dia pelaut? Bukan. Oronteus Finaeus sebenarnya hanya tukang gambar peta biasa. Tapi karya yang dikerjakan Topografer Perancis itu sampai sekarang masih menjadi misteri luar biasa. Mengapa? Karena dia menggambar peta dunia lengkap dengan peta Antartika, peta benua ke-enam meskipun belum ada satupun pelaut yang berlayar sampai kesana. Fenomena Peta Antartika, Oronteus Finaeus Di tahun 1532, Oronteus Finaeus menggambar sebuah peta dunia. Bukan masalah kalau yang digambarnya sekedar peta sekitar Benua Eropa, Afrika, Asia, dan sebagian Amerika, tapi yang menjadi luar biasa adalah bahwa Oronteus Finaeus menggambarkan Benua ke enam – yaitu Antartika (Kutub Selatan)…! Padahal belum ada orang yang pernah berlayar sampai ke Antartika…! Dan yang lebih mencengangkan lagi, gar...