Langsung ke konten utama

Lampu-lampu Hemat Energi yang Lebih Efisien dari Neon

 

Jenis-jenis lampu hemat energi berikut ini mudah ditemukan di supermarket maupun minimarket dekat rumah Anda

merkuri,lampu pijar,cfl,rumahHindari penggunaan lampu yang mengandung merkuri di dalam rumah kita (Richard/Ideaonline.co.id)

Untuk membantu Anda memilih lampu hemat energi, Anda perlu tahu dahulu jenis lampu yang ada. Ada tiga jenis lampu yang dirancang lebih efisein dari pada lampu neon lama, yaitu: lampu Energy Saving Incandescent, compact fluorescent lamp (CFL) dan light emitting diode (LED). Ketiganya mudah ditemukan di supermarket, maupun minimarket dekat rumah Anda.


Energy Saving Incandescents
Lampu pijar jenis ini, lebih hemat 25% dan dapat bertahan tiga kali lebih lama dari pada lampu neon. Lampu ini tersedia dalam beberapa ukuran dan warna. Selain itu lampu jenis Energy Saving Incandescent ini, juga mampu digunakan dengan dimmer.


CFL – Mampu menghemat Energi hingga 75%
Lampu ini, hanya menggunakan sekitar seperempat energi dari pada lampu neon, dan mampu bertahan sepuluh kali lebih lama. Lampu CFL juga hadir dengan berbagai pilihan warna.


LED – Mampu menghemat energi hingga 75- 80%.
Meskipun lampu LED awalnya hanya digunakan untuk indikator dan lampu lalu lintas, LED merupakan aplikasi penerangan yang paling hemat. Lampu ini hanya menggunakan 20% - 25 % energi yang biasa digunakan lampu neon, dan mampu bertahan 25 kali lebih lama.

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/04/lampu-lampu-hemat-energi-yang-lebih-efisien-dari-neon

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Bencana yang Menenggelamkan Majapahit di Kitab Pararaton

Secara geologi, wilayah Majapahit berdiri di atas suatu kawasan rawan bencana geologi berupa letusan gunungapi, gempa, gunung lumpur, dan banjir. Pada masa Singasari dan Majapahit, bencana-bencana ini pernah terjadi melanda dua kerajaan tersebut, seperti tercatat di Kitab Pararaton. Penggalian arkeologi masih berlangsung dan telah menemukan beberapa lapisan bangunan Majapahit dan yang lebih tua yang terkubur lumpur lempung dan/atau sebagian material volkanik. Hal ini mengindikasi bahwa pada masanya peristiwa alam seperti letusan gunungapi atau gununglumpur pernah melanda area Majapahit. Kitab “Pararaton” yang ditulis seorang penulis tak dikenal pada tahun 1535 Saka (1613 M) walaupun ditulis pendek saja (sekitar 250 baris kalimat pada daun lontar) ternyata di sana sini memuat berita kejadian-kejadian bencana geologi (banyu pindah, gunung anyar, gunung jeblug, lindu) di area Kerajaan Singasari dan Majapahit di sekitar Kediri sampai Delta Brantas sekarang. Kitab ini memang kronik sejara

Misteri Penemuan Besar yang Sengaja Dirahasiakan

  Matahari adalah pusat galaxy dan bumi bukanlah pusat tata surya! Dua statement dari Galileo ini sempat menjadi kontroversi pada zamannya karna pihak otoritas saat itu menganggap bahwa pernyataan tersebut adalah sesat. Kehidupan sang ilmuwan pun digerogoti dengan ketidak-tenangan akibat desakan dari pihak otoritas agar merubah pemahamannya agar sejalan dengan mereka. Kisah tersebut menjadi salah satu 'sejarah kelam dunia', dimana para ilmuwan yang notabenenya memiliki pengetahuan yang setidaknya lebih maju dan juga bersifat mempermudah kehidupan manusia 'pada umumnya' harus terbentur konspirasi dengan pihak otoritas yang secara samar - samar mencoba menutup mata kita semua terhadap semua hal tersebut. Kisah - kisah dibawah ini lebih pada menceritakan tentang para penemu - penemu yang tidak sempat terkenal, dimana memiliki mesin - mesin keren ciptakan mereka sendiri yang notabenenya bersifat untuk (lebih) menghemat umat manusia dalam mengkonsumsi bahan bakar