Langsung ke konten utama

Modifikasi cuaca hanya salah satu cara kendalikan banjir

 
http://www.antaranews.com/berita/357335/modifikasi-cuaca-hanya-salah-satu-cara-kendalikan-banjir

Segumpalan awan yang dituangi bahan semai powder guna mempercepat proses awan menjadi hujan (Jumping Prosess) dalam modifikasi cuara oleh BPPT menggunakan pesawat Hercules TNI Angkatan Udara di ketinggian 10 ribu kaki, Jakarta, Sabtu (26/1/13). (FOTO ANTARA/Panca Syurkani)
Berita Terkait
Video Terkait
Modifikasi Cuaca Kurangi 30 Persen Curah Hujan
Modifikasi Cuaca Kurangi 30 ...
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menegaskan bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) bukan satu-satunya cara untuk mengendalikan banjir di Jakarta.
"Jadi hanya mengurangi potensi banjir sekitar 30 persen," kata Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan BPPT Tri Handoko Seto pada keterangan pers tentang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jakarta, Jumat.
TMC, ujar dia, hanya mengendalikan dari sisi potensi curah hujan, sementara ketika sudah turun menjadi hujan, pengendalian sepenuhnya ada di sarana prasarana pengendalian banjir yang ada di Jakarta seperti kawasan penyerapan, sistem drainase, dan lainnya.
Banjir yang tetap terjadi di Jakarta pada 6 februari lalu, menurut dia, bukan berarti kegagalan TMC, karena tanpa TMC, banjir bisa jadi lebih besar lagi.
Pada 6 Februari, telah dilakukan empat kali operasi penyemaian (penerbangan) dengan bahan yang disemai mencapai 11 ton, ujarnya.
Strategi TMC, ujarnya, adalah bagaimana agar hujan tidak terlalu banyak turun di kawasan yang akan menimbulkan banjir, dengan demikian diturunkan di kawasan lainnya yang tak rawan banjir.
"TMC mengupayakan awan hujan tidak masuk ke Jakarta, atau sedikitnya berkurang, misalnya potensi curah hujan 1 ton diupayakan menjadi hanya 500 kg. Kita juga mencegah awan bertumbuh menjadi awan kumulunimbus yang sangat besar," katanya.
Ia mengakui, penduduk di kawasan tempat dijatuhkannya hujan seringkali protes karena daerahnya yang seharusnya kering menjadi hujan.
Sedangkan Ilmuwan senior UPT Hujan Buatan BPPT Mimin Karmini mengutip Kepala Dinas PU DKI pada 1997, Jakarta masih sanggup menerima curah hujan sampai sebesar 120 mm dalam 24 jam.
"Jadi seluruh sarana yang ada di DKI Jakarta masih mampu menerima jumlah air sebesar 120 mm turun dalam 24 jam tanpa terjadi banjir yang membahayakan. Tapi jika jumlah curah hujan lebih dari itu, maka terjadinya genangan air di Jakarta tak bisa lagi dicegah," katanya.
Sejak dilakukannya teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Jakarta pada 26 Januari, menurut dia, telah 28 sorti penerbangan dikerahkan untuk menyebarkan 93,6 ton bahan semai bubuk NaCl, dimana 21 sorti menggunakan Hercules A-1323 milik TNI AU dengan posko Halim Perdanakusuma serta tujuh sorti menggunakan pesawat Casa U-616 milik TNI AL dengan posko Pondok Cabe.
Pihaknya juga mendapat tambahan pesawat Casa dari PT Dirgantara Indonesia untuk memperkuat penanggulangan bencana banjir.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Bencana yang Menenggelamkan Majapahit di Kitab Pararaton

Secara geologi, wilayah Majapahit berdiri di atas suatu kawasan rawan bencana geologi berupa letusan gunungapi, gempa, gunung lumpur, dan banjir. Pada masa Singasari dan Majapahit, bencana-bencana ini pernah terjadi melanda dua kerajaan tersebut, seperti tercatat di Kitab Pararaton. Penggalian arkeologi masih berlangsung dan telah menemukan beberapa lapisan bangunan Majapahit dan yang lebih tua yang terkubur lumpur lempung dan/atau sebagian material volkanik. Hal ini mengindikasi bahwa pada masanya peristiwa alam seperti letusan gunungapi atau gununglumpur pernah melanda area Majapahit. Kitab “Pararaton” yang ditulis seorang penulis tak dikenal pada tahun 1535 Saka (1613 M) walaupun ditulis pendek saja (sekitar 250 baris kalimat pada daun lontar) ternyata di sana sini memuat berita kejadian-kejadian bencana geologi (banyu pindah, gunung anyar, gunung jeblug, lindu) di area Kerajaan Singasari dan Majapahit di sekitar Kediri sampai Delta Brantas sekarang. Kitab ini memang kronik sejara

Ponsel Nokia Termurah Cuma Rp 190 Ribuan

  Nokia telah meluncurkan ponsel untuk kalangan menengah ke bawah bernama Nokia 103. Perangkat ini diklaim NOKIA sendiri sebagai ponsel termurah saat ini dengan harga berkisar di angka 16 euro atau sekitar Rp 190 ribu. gambar Nokia 103 sendiri saat ini baru diumumkan keberadaannya untuk pasar Nigeria. Ya, dengan harga yang merakyat itu, jangan berharap dengan keberadaan fitur yang wah . Namun setidaknya bisa mengakomodir kebutuhan komunikasi si pengguna. Desain yang diusung Nokia 103 adalah candy bar alias ponsel batang. Ponsel ini memiliki lebar layar 1,36 inch dan display beresolusi 96×68 pixel. Perangkat dengan sistem operasti S30 ini bisa dioperasikan di jaringan frekuensi GSM 900 dan 1800. Meski sederhana, ia tetap dilengkapi fasilitas hiburan berupa FM radio, lampu senter dan fitur anti debu. Spesifikasi: Networks: GSM 900/1800 FM radio SMS with possibility to store up to 250 messages 3.5 mm audio jack and a 2.0 mm charger connector 800 mAh battery Series S30 operating system