Jika Anda percaya bahwa daging kambing dan cokelat mampu meningkatkan hasrat seksual, segeralah mengganti menu makan malam.
Selama ini, kita begitu saja percaya pada mitos afrodisiak atau makanan yang berkhasiat meningkatkan hasrat seksual. Padahal, dengan mengkonsumsi makanan-makanan tersebut, aktivitas seksual kita bisa letoi. Salah satu sebabnya adalah karena sejumlah makanan afrodisiak—seperti daging kambing dan cokelat—mengandung lemak jenuh.
“Jika makanan seperti itu terus-menerus dimasukkan ke dalam tubuh, maka tubuh harus menghabiskan waktu untuk membersihkan diri,” kata Briant Clemen, Wakil Direktur Hippocrates Health Institute di Palm Beach, Amerika Serikat, dalam bukunya 7 Keys to Lifelong Sexual Vitality. “Proses pembersihan ini malah membuat tubuh tidak dapat mencapai puncak seksualnya pada waktunya.”
Jadi, setiap makanan yang kita konsumsi seharusnya segara diserap oleh tubuh lewat usus. Sari pati makanan yang diserap inilah yang kemudian menjadi energi dan bahan dasar untuk regenerasi sel yang rusak. Tapi, lemak yang ada dalam makanan akan membuat proses penyerapan menjadi tertunda. Lemak itu harus diluruhkan terlebih dulu oleh tubuh hingga sari pati makanan yang lain bisa diserap.
Selain lemak membuat alat pencernaan kita bekerja lebih keras (dan menguras tenaga), tubuh juga perlu waktu untuk menyerap sari makanan. Inilah alasan Clemen menganggap makanan-makanan afrodisiak yang kerap jenuh lemak itu membuat tubuh tidak mencapai puncak seksual pada waktunya.
Bahkan, lebih dari itu, makanan tersebut ternyata malah dapat menyebabkan penyakit lever dan perlemakkan hati. Profesor Wimpie Pangkahila, Ketua Bagian Andrologi dan Seksologi dari Universitas Udayana mengatakan banyak orang salah mengartikan hakikat makanan afrodisiak. Apalagi tidak ada bukti ilmiah yang bersifat uji klinis bahwa suatu jenis makanan berfungsi sebagai afrodisiak. “Bagi saya, informasi itu hanyalah mitos,” ujar Wimpie.
Bahkan Wimpie mempertanyakan berapa banyak jumlah makanan yang harus dikonsumsi agar makanan afrodisiak itu berfungsi bagi kesehatan seksual seseorang. Menurut Wimpie, informasi ihwal makanan pembangkit hasrat seksual sedikit menyesatkan. Ia mencontohkan konsumsi daging kambing, yang malah meningkatkan kolesterol kemudian mengakibatkan gangguan fungsi seksual, misalnya disfungsi ereksi.
Komentar
Posting Komentar